HiDuP iNi HanYa SeMenNtaRa...MungKin EsOk MungkIn LuSa KiTa Akan Mati...BuanGkAnLah RaSa MaRah DaN DendaM pAda Orang Di SekeLiLing Kita...MaAfkanLAh MereKa KiRanya MereKa BerSaLaH...mUnGkIn iTuLaH kaLi tErAkhir kItA aKaN bErTemU DengaNnYa...


Bijak dalam mengendalikan diri amat penting dalam menentukan kebahagiaan dan ketenangan dalam kehidupan seharian...

Baru sebentar tadi, saya menonton sebuah rancangan keagamaan di Astro Oasis tentang keutamaan pengendalian diri...dalam hidup kita, memang tak lepas dari pelbagai masalah...oleh tu, pengendalian diri amat penting...

Bila ditimpa masalah...apa yang penting adalah zikir, fikir dan ikhtiar...macam mana tu?

Tika diri dilanda masalah sama ada ditimpa bencana atau musibah, orang benci kita, orang marah kita, dibebani hutang yang banyak atas keperluan untuk hidup, pertama2 sekali kita haruslah zikir...apa itu zikir? iaitu kita himpun semua masalah kita tersebut dan kita serah pada Allah...berdoa pada-Nya moga diringankan bebanan kita untuk menghadapinya....

Selepas itu, kita haruslah fikir...fikir apa tindakan yang sewajarnya...kalau ditimpa musibah, adakah kita perlu terus bersedih atau redha?kalau ada orang marah atau benci pada kita, adakah kita harus membalas balik dan berdendam dengan mereka atau kita memaafkan mereka?

Selepas itu, barulah kita cuba ikhtiar...berikhtiar macam mana caranya kita boleh mengatasinya...berikhtiar dengan cara yang ma'ruf....berhemah...tenang...

Macam mana kalau ada orang marah kita?apa tindakan kita?

Pertama kita seharusnya bersyukur sebab bukan kita yang marah...kerana marah itu adalah syaitan dan syaitan itu dari api...api itu tempatnya di neraka...

Kedua kita mestilah mendoakan orang tersebut supaya diampunkan dosanya...diberi ketenangan supaya marahnya cepat reda...

"Jadilah sepohon pokok mangga....orang membaling pokok itu dengan kayu tetapi pokok itu memberikan buah mangga yang manis lagi lazat..."

Kita tak rugi apa2 bila orang marah atau berdendam dengan kita kalau kita sabar...kerana ganjarannya hanya Allah yang layak memberi...ingat Allah ingat rahmat-Nya...kasih sayang Allah lebih luas dari kemurkaan-Nya...wallahua'lam...

Hukum Saling Tidak Bertegoran

8 Mei 2007
Ust Dr Abdullah Yasin

(١) عَنْ أَبِى أَيُّوبِ رَضِى اللهُ عَنْهُ أنَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَ يُحِلُّ لِمُسْلِمٍٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثِ لَيَالٍ، يَلْتَقِيَانِ فَيُعرِصُ هَـٰذا وَيُعْرِصُ هَـٰذا وَخَيْرُهُمَا الَّذِي يَبْدَأ بِالسَّلاَمِ
(رواه البخارى ومسلم)

(٢) قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَمَنْ هِجَرَ فَوقَ ثَلاَثٍ فَمَاتُ دَخَلَ النَّارَ

(٣) قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ هِجَرَ أخَاهُ سَنَة كَسَفْكِ دَمِهِ

Terjemahan:

(1) Daripada Abi Ayyub (ra) bahwa Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam) bersabda: “Tidak halal bagi seorang muslim tidak bertegoran dengan saudaranya (seagama) lebih dari tiga malam; mereka bertemu lalu yang ini berpaling dan yang itu juga berpaling, dan yang paling baik di antara mereka berdua ialah siapa yang memulai salam”.

[Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim]



(2) Sabda Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam): “Barangsiapa yang tidak bertegoran lebih daripada tiga (hari), lalu ia mati, maka ia masuk neraka”.

[Hadis Sahih Riwayat Abu Daud]



(3) Sabda Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam): “Barangsiapa yang tidak bertegoran dengan saudaranya (seagama) selama setahun maka (dosanya) seperti membunuhnya”.

[Menurut Imam An-Nawawy Hadis ini sanadnya sahih riwayat Abu Daud]



Huraiannya:

Dari tiga hadis di atas dapatlah kita ambil beberapa kesimpulan sebagaimana berikut:

1. Ketiga-tiga hadis di atas menyatakan betapa besar dosa orang-orang Islam yang saling tidak bertegoran. Hukum tidak bertegoran adalah HARAM. Hukum tersebut digambarkan oleh Nabi (sallallahu alaihi wasalam) pada Hadis (1): TIDAK HALAL; Hadis (2): MASUK NERAKA dan Hadis (3) SEPERTI HUKUM MEMBUNUHNYA.

2. Berdasarkan zahir hadis (1) kita masih dibolehkan tidak bertegoran sekiranya tidak melebihi daripada tiga malam. Dengan kata lain adalah tidak haram hukumnya kalau kita tidak bertegoran pada hari pertama, kedua dan ketiga. Mengapa? Karena Islam mengakui bahwa sifat marah adalah fitrah atau naluri (sifat semulajadi) bagi setiap insan. Dan diharapkan rasa marah atau permusuhan yang berlaku antara sesama mereka akan hilang setelah tiga hari.

3. Dalam hadis (1) juga menyatakan bahwa mereka bertemu lalu saling memalingkan muka. Jadi hukum haram karena tidak bertegoran tersebut tidaklah dikenakan ke atas orang yang tidak saling bertemu walaupun melebihi dari tiga hari.

4. Jika kejadian di atas benar-benar menimpa dalam pergaulan di antara kita, maka dalam hal ini siapakah di antara kita termasuk orang yang paling baik? Hadis (1) menjawab: Yang paling baik ialah orang yang lebih dahulu ingin memulihkan hubungan baik di antara mereka.

5. Inilah dalil yang digunakan oleh Imam Syafi’i dan Imam Malik bahwa ucapan Salam boleh menamatkan persengketaan dan menghapuskan dosa orang berkenaan. Tetapi Imam Ahmad Bin Hanbal dan Ibnu Al-Qasim Al-Maliki pula berpendapat: Ucapan salam tidak dapat menamatkan persengketaan itu jika dia yang menjadi punca persengketaan. Adapun jika yang berkenaan berkirim surat, dalam hal ini ada dua pandangan; Pertama: Dosanya tidak terhapus, karena tidak diucapkan; kedua: Terhapus dosanya, karena rasa bencinya telah hilang. Dan inilah pendapat yang lebih kuat.

6. Sabda Nabi (sallallahu alaihi wasalam) dalam hadis (1): “Tidak halal bagi seorang muslim”. Berdasarkan zahir hadis ini maka orang kafir dikecualikan daripada ketentuan hukum tersebut. Tetapi Imam Nawawy dalam Syarah Shahih Muslim, jld V, hal. 425 lebih condong kepada pendapat: Termasuk orang-orang kafir. Hanya di sini disebut muslim karena hanya muslim yang menerima arahan syara’ dan mengambil manfa’atnya.

7. Hukum haram tidak bertegoran kalau melebihi tiga malam sebagaimana yang diungkapkan di atas adalah terbatas jika kejadian itu berlaku tanpa sebab yang munasabah. Contoh: Tidak bertegoran hanya karena perbedaan pendapat dalam hal-hal furu’ (cabang agama) atau kecuaian menunaikan hak dan kewajipan dalam pergaulan. Dia tidak menyangkut hal dan kewajiban dalam pergaulan. Dia tidak menyangkut hal-hal ushul (pokok) yang boleh menjejaskan kemurnian Akidah dan Agama Islam. Tetapi jika perbuatan seseorang secara terang-terangan menghina Islam, menyebar perkara-perkara bid’ah, bergelimang maksiat dan mengikuti hawa nafsu maka hukum di atas menjadi berobah.


Hijraan Yang Dibolehkan:

HIJRAAN artinya tidak bertegoran atau memulaukan. Pada asalnya hukum tidak bertegoran adalah haram atau berdosa. Tetapi kadang-kadang atas sebab-sebab tertentu kita disuruh oleh Islam supaya memulaukan atau tidak menegor sebahagian orang Islam lainnya.

Di bawah ini akan dibawakan beberapa contoh golongan yang patut dipulaukan:


1. Orang-orang yang memperolok-olokkan ayat Allah.


Firman Allah:


وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّى يَخُوضُواْ فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ

Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain.
(Al-An’am 6:68)


Menurut Mujahid: “…orang-orang yang memperolok-olokkan ayat-ayat kami” dalam ayat di atas ialah orang-orang yang memperkatakan tentang Al-Quran tanpa kebenaran (tidak haq).

Berkata Imam Ath-Thabary daripada ja’far Muhammad Bin Ali: “Janganlah kamu hampiri ahli khushuumat karena mereka adalah orang-orang yang memperolok-olokkan ayat-ayat Allah. Maksudnya: mereka yang memperdebatkan perkara-perkara yang para salaf salih tidak suka memperdebatkannya.


2. Orang-orang Yang Berbuat Zalim

Firman Allah:


وَلاَ تَرْكَنُواْ إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُواْ فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ

Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka.
(Huud 11:113)


Maksud “…cenderung kepada orang-orang yang zalim” ialah menggauli mereka serta meredhai perbuatan mereka. Dalam ayat ini kita diingatkan bahwa kecenderungan kita kepada orang orang yang zalim boleh menyebabkan kita disentuh oleh api neraka; Lalu bagaimana dengan orang yang justeru memuja, menyanjung orang-orang yang berbuat zalim?



3. Orang-orang Yang Mengikuti Hawa Nafsu

Di antara contoh orang yang mengikuti hawa nafsu ialah orang-orang yang menafsirkan Al-Quran berdasarkan akal semata-mata. Mereka tidak merasa perlu kepada penafsiran Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam) padahal Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam) adalah orang yang paling layak dalam menafsirkan Al-Quran karena beliau mendapat bimbingan langsung daripada Allah melalui wahyuNya.

Di antara tafsir Al-Quran berlandaskan hawa nafsu ialah: Sholat yang diwajibkan ke atas umat Islam hanya tiga waktu, anggota wudhu’ bukanlah bahagian aurat yang wajib ditutup, bacaan dalam sholat boleh menggunakan selain bahasa Arab dan lain-lain tafsiran lagi.



4. Orang-orang berbuat bid’ah dan menyebarkan bid’ahnya:

Bid’ah walaupun semuanya membawa keseesatan tetapi derjat kesesatan masing-masingnya tidaklah sama. Ada bid’ah yang boleh membawa kepada kekufuran atau murtad. Dan ada pula bid’ah yang tidak sampai ke derjat kufur.

Terhadap bid’ah yang bersangkutan dengan perkara-perkara cabang (furu’) dan tidak membawa kepada kekufuran atau murtad kita masih boleh bertolak ansur dan saling nasihat-menasihati tetapi terhadap bid’ah yang boleh membawa kekufuran atau murtad kita disuruh supaya memulaukan dan jangan bertegoran dengan mereka.

Contoh-contoh bid’ah yang boleh membawa kekufuran atau murtad seperti i’tikad hulu iaitu mendakwa kononnya Allah bersatu dengan sebahagian makhluk, meyakini kononnya ajaran Islam sudah tidak lagi sesuai untuk umat akhir zaman, atau mendakwa kononnya umat Islam cukup hanya mengucap syahadat pertama (syahadat Tauhid) dan tidak perlu kepada syahadat kedua (syahadat risalah) atau mendakwa kononnya tidak perlu beriman kepada Qadha dan Qadar, dan lain-lain.

Sebenarnya sungguh banyak dalil bahwa Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam) pernah memulaukan sebahagian sahabatnya atas sebab-sebab tertentu. Antaranya: Baginda memulaukan Ka’ab Bin Malik, Murarah Bin Al-Rabi’ dan Hilal Bin Umayyah karena tidak ikut serta perang Tabuk tanpa uzur sehingga datang tobat mereka daripada Allah, Nabi tidak menjawab salam Ka’ab Bin Malik, Nabi tidak menegor salah seorang isterinya selama sebulan, dan lain-lain lagi.

Seorang lelaki yang banyak berbuat bid’ah pernah bertanya kepada Ayyub Al-Sukhtiyany: Ya Aba Bakr, bolehkah aku bertanya kepadamu satu kalimah? Ayyub berpaling sambil menjawab: Tidak, walaupun setengah kalimah! (Syarh Sunnah vol. I, halaman 194)


Bagaimana dengan golongan anti-hadis? Saya yakin dengan berpandukan keterangan di atas setiap kita mampu menyimpulkan tindakan apa yang patut dilakukan terhadap mereka.

(sumber : http://www.al-nidaa.com.my/artikel.php?id=191&action=view)
Ihsan dari : http://halaqah.net

Sewaktu bersujud, kita berada amat hampir dengan Allah. Katakanlah apa sahaja di dalam hati hajat kita sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah s. a. w. yang biasa memanjangkan sujudnya dengan memperbanyakkan zikir dan doa didalamnya.

Sabda Rasulullah s. a. w :-
"Suasana yang paling hampir antara seseorang hamba dengan Tuhannya ialah di kala ia bersujud kerana itu hendaklah kamu memperbanyakkan doa di dalamnya."

Banyak doa yang diamalkan oleh Rasulullah untuk kita ikuti. Salah satunya yang paling baik untuk diamalkan ialah doa yang dibaca sewaktu sujud akhir dalam solat.

"Ya Allah, tambahkanlah bagiku rezeki yang banyak lagi halal, imam yang benar, ilmu yang bermanfaat, kesihatan yang elok, kecerdikan yang tinggi, hati yang bersih dan kejayaan yang besar."

Semoga dengan mengamalkan doa itu kita mendapat manfaat atau sekurang-kurangnya menjadi cita-cita kita dalam mencari keredhaan Allah dunia dan akhirat.

Banyak kelebihan memanjangkan sujud dan memperbanyakkan doa di dalamnya. Rasulullah s. s.a.w biasa berbuat begitu sehingga pernah para sahabat hairan kerana lamanya baginda bersujud.

Keistimewaan umatnya yang bersujud telah disebut oleh baginda dalam sabdanya yang bermaksud:-

"Tiadalah ada seorang umatku melainkan aku yang akan mengenalinya di hari kiamat"

Mendengar itu para sahabat bertanya: "Bagaimanakah engkau dapat mengenali mereka dalam khalayak ramai wahai Rasulullah?"

Jawab baginda: "Tidakkah engkau melihat seandainya sekumpulan unta dimasuki oleh seekor kuda yang amat hitam, sedang di dalamnya pula terdapat sekor kuda putih bersih, maka adakah engkau tidak dapat mengenalinya?"

Sahabat Menjawab: "Bahkan !"

Rasulullah menyambung: "Kerana sesungguhnya pada hari itu (kiamat) muka umatku akan putih (berser-seri) disebabkan mereka bersujud (di dunia), segala anggota mereka ( terutama anggota wudu') putih berseri-seri oleh cahaya wudhu' !!!"



KEISTIMEWAANNYA
---------------------
Ahli neraka juga mendapat keselamatan kerana bekas sujudnya. Rasulullah s. a. w. bersabda yang bermaksud:-

"Apabila Allah hendak melimpahkan Rahmat (kebaikan)kepada ahli-ahli neraka yang Dia kehendaki, Dia pun memerintahkan malaikat supaya mengeluarkan orang-orang yang menyembah Allah, lalu mereka dikeluarkan dan mereka dikenali dengan kesan-kesan sujud (di dahi mereka), di mana Allah menegah neraka memakan (menghapuskan) bekas-bekas sujud itu, lalu mereka pun keluar dari neraka, maka setiap tubuh anak Adam akan dimakan api neraka selain bekas sujud"

Begitulah Allah memuliakan hamba-Nya yang bersujud.

Orang yang sujud mendapat keistimewaannya apatah lagi di dalam sujud itu kita berdoa. Sudah tentu mendapat perhatian yang sewajarnya. Semoga kita akan menjadi hamba yang benar-benar mendapat rahmat.


Allahu Ta'la A'la wa a'lam...

Dipetik dari : http://www.ukhwah.com/viewtopic.php?forum=22&topic=2565
Daripada Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tidak akan masuk syurga kamu semua itu sehingga kamu semua beriman dan tidak
akan dinamakan beriman kamu semua sehingga kamu semua saling cinta-mencintai.
Tidakkah kamu semua suka kalau saya menunjukkan kepadamu semua sesuatu yang
jikalau kamu semua lakukan tentu kamu semua akan saling cinta-mencintai? Iaitu
sebarkanlah salam sesama kamu!"

(Riwayat Muslim)

kali ni ingin saya memetik hadith mengenai salam...orang mukmin seluruhnya adalah bersaudara...seperti Firman Allah SWT dalam surah al-Hujurat ayat 10 yang bermaksud :

"Sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara..."

jadi...adalah sepatutnya kita menebarkan salam kepada sesiapa pun orang mukmin sama ada yang kita kenal atau tidak kerana...hanya dengan menebarkan salam, ukhwah akan terjalin n timbul satu sifat saling cinta-mencintai sesama muslim...

dan perlu diingat...menjawab salam adalah wajib berbanding memberi salam...jadi pada sesiapa yang diberi salam kepadanya, wajiblah menjawab kembali...kenapa kedekut sangat nak mendoakan kesejahteraan kepada orang yang telah mendoakan kesejahteraan kita kan...

wallahua'lam...

Oleh Ustazah Siti Nor Bahyah

Melalui perkahwinan, manusia akan dapat mengembangkan keturunan dan memenuhi ketenteraman jiwa kerana perkahwinan yang harmoni dan sesuai menurut tuntutan Ilahi, dapat memenuhi tuntutan biologi. Malah tujuan perkahwinan juga adalah untuk mendapatkan zuriat melalui ikatan sah di sisi agama dan undang-undang. Namun, tidak semua pasangan suami isteri beroleh zuriat setelah berkahwin. Ada sesetengah pasangan perlu mengambil masa yang lama untuk memperoleh zuriat dan ada juga yang tidak mempunyai zuriat sehingga tua disebabkan perkara-perkara tertentu. Tetapi perlu diingat bahawa semua yang berlaku itu adalah dengan izin dan kehendak ALLAH s.w.t.

Oleh yang demikian, mereka yang beriman dan percaya dengan ketentuanNYA akan redha dengan segala apa yang terjadi terhadap diri mereka. Akan tetapi itu tidak bermakna kita hanya perlu akur dan berserah dengan apa yang terjadi tanpa berusaha bersungguh-sungguh untuk memiliki zuriat. Dalam Islam terdapat tips atau amalan yang boleh diamalkan agar dipermudahkan mendapat zuriat yang baik dan soleh.

Pertama : bersangka baik dengan ALLAH s.w.t. serta berdoa dengan membaca ayat 38, surah Ali-Imran yang bermaksud: “Wahai Tuhanku! Kurniakanlah kepadaku dari sisi-Mu zuriat keturunan yang baik. Sesungguhnya Engkau sentiasa Mendengar (menerima) doa.”

Al-Imam Al-Samarqandi meriwayatkan bahawa Nabi Zakaria a.s pernah merasakan baginda tidak akan mendapat zuriat sehinggalah baginda melihat anugerah ALLAH s.w.t. Maka baginda meyakini bahawa ALLAH berkuasa mengurniakan baginya anak. Tambahan pula, baginda memegang amanah menjaga kunci rumah Qurban yang diwarisi turun-temurun. Keturunan dalam ayat ini bermaksud anak yang sihat sejahtera dan berakhlak.

Kedua : bersangka baik dengan ALLAH s.w.t serta berdoa dengan ayat 89, surah al-Anbiya yang bermaksud: “Wahai Tuhanku! Janganlah Engkau biarkan daku seorang diri (dengan tidak meninggalkan zuriat); dan Engkau jua sebaik-baik yang mewarisi.”

Ayat ini juga berkenaan dengan kisah Nabi Zakaria a.s. untuk memperoleh anak yang baik bagi menyambung zuriatnya.Amalkan membaca doa ini bersama doa dalam surah Ali-Imran tadi untuk mendapat zuriat. Selain itu berikhtiarlah dengan perkara-perkara yang dibenarkan syarak. Pasangan suami isteri juga dinasihatkan supaya memperbanyakkan sedekah, puasa sunat dan qiamullail untuk mendapat anugerah ALLAH s.w.t. yang hebat ini.

Bagi ibu yang mengandung, persediaan rohani dan adab penting semasa mengandung bagi menentukan tingkah laku anak yang bakal dilahirkan samada baik atau sebaliknya.

Untuk mendapat anak yang baik dan soleh, terdapat amalan yang patut diamalkan oleh kedua-dua ibu bapa anak itu sendiri, iaitu:

1. Memperbanyakkan taubat dan istighfar.

Ibu bapa yang banyak melakukan taubat dan istighfar, ALLAH s.w.t. sentiasa mengasihi dan merahmati kedua-duanya dan juga segala isi dalam rumahtangga termasuk anak dalam kandungan.

2. Berpuasa sunat.

Khusus untuk suami, banyak berpuasa sunat atau sekurang-kurangnya semingu dua kali atau sehari pada hari Isnin dan Khamis atau salah satu daripada hari-hari berkenaan atau pada hari-hari putih (13, 14 dan 15 bulan Hijrah). Perlu diingatkan, amalan puasa sunat cuma digalakkan dilakukan oleh suami atau bapa (bagi anak) sahaja seperti mana dilakukan oleh Nabi Zakaria a.s. Bagi ibu, sekiranya tidak memberi kesan kepada kesihatan bayi dalam kandungan bolehlah diamalkan.

3. Tidak bercakap yang sia-sia.

Ketika isteri sedang mengandung, suami seboleh-bolehnya tidak bercakap yang sia-sia, lebih-lebih lagi yang boleh mendatangkan dosa seperti mengumpat, menfitnah dan sebagainya. Sebaliknya, basahilah lidah dengan berzikir dan bertahmid atau bercakap yang mendatangkan faedah.

4. Banyak berdoa.

Sentiasa berdoa agar ALLAH s.w.t. mengurniakan anak yang soleh atau solehah. Sekurang-kurangnya setiap lepas sembahyang, bacalah doa khusus bagi ibu yang sedang mengandung.

5. Banyak membaca al-Quran.

Secara umumnya, elok membaca al-Quran dengan semua surah, tetapi di sini ustazah mengkhususkan surah-surah yang dibaca serta kesannya.

a. Surah al-Fatihah – Untuk menerangkan hati dan menguatkan daya ingatan
b. Surah Maryam – Untuk memudahkan ibu bersalin dan memperolehi anak yang sabar dan taat.
c. Surah Luqman – Untuk memperoleh anak yang cerdik akal dan cerdik jiwa.
d. Surah Yusuf – Untuk memperoleh anak yang cantik rupa dan cantik akhlak.
e. Surah Hujurat – Untuk memperbanyakkan susu ibu dan anak bersifat berhati-hati
f. Surah Yaasin – untuk ketenangan hati dan anak tidak terpengaruh dengan godaan syaitan yang mengajak kepada maksiat.
g. Surah Taubah – Untuk membersih jiwa dan terpelihara daripada maksiat.
h. Surah an-Nahl – Untuk melahirkan anak yang berdisiplin.

Petikan dari : http://undark.wordpress.com/2007/08/02/doa-amalan-untuk-memperolehi-zuriat/

Anak...

Siapa yang bergelar suami isteri di dunia ini yang tidak mahu dipanggil ayah...ibu...siapa yang tidak mahu ada zuriat...anak..itulah dia..anak adalah anugerah Ilahi yang paling berharga...terasa sunyi bila tidak atau masih belum dikurniakan anak...

Firman Allah SWT dalam surah (asy-Syura: 49-50) yang bermaksud :

“Dia memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis lelaki dan perempuan (kepada sesiapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.”

Begitulah Allah Maha Berkuasa atas setiap kejadiannya...

Firman Allah SWT dalam surah (al-baqarah : 216) yang bermaksud :

"dan boleh jadi kamu benci kepada sesuatu padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu suka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu. dan (ingatlah), Allah jualah Yang mengetahui (semuanya itu), sedang kamu tidak mengetahuinya."

Adakah kita menyangka bahawa kita yang mentakdirkan benih itu menjadi anak??tidak...sesungguhnya hanya Allah sahaja yang berkuasa untuk menetapkan sama ada benih itu menjadi anak atau tidak...

Anak adalah rezeki...amatlah beruntung kepada sesiapa yang telah dikurniakan anak lebih awal dari yang lain...bersyukurlah..jangan kufur dengan nikmat Allah...jangan terlalu berbangga dengan "kejayaan" itu kerana anak itu tercipta bukan kerana kuasa manusia...

Ada kawan cerita, kakak ipar dia 2 tahun tidak dapat anak...bila dapat anak, mudah pulak...tiap2 tahun dapat anak n sekarang dah ada 6 orang anak...alhamdulillah...

Cerita dia mengingatkan diri ini...semua ketentuan perjalanan hidup kita atas ketentuan Allah...lambat dikurniakan anak mungkin ada rahsianya...

Jalan ketentuan Allah di masa hadapan kita tak nampak....mungkin yang lambat dikurniakan anak, akan mudah dikurniakan anak selepas itu...yang cepat dikurniakan anak, mungkin itulah kali terakhir dia akan melahirkan anak...kita tak tahu...semua atas ketentuan Allah...apapun moga2 ibu n anak dalam keadaan sihat...

Lambat dikurniakan anak bukan bererti suami atau isteri mempunyai masalah...itu seolah2 macam dah melawan takdir...takdir n ketentuan Allah...kita tak boleh menyalahkan takdir n menyatakan "masalah" itulah punca kepada lambat dikurniakan anak...Allah Maha Berkuasa...sedangkan Nabi Zakaria AS telah dikurniakan anak ketika umurnya 90 tahun n Imran yang mana isterinya adalah mandul telah dikurniakan seorang anak yang bernama Maryam (ibu Nabi Isa AS)...semua atas kekuasaan Allah... Bukankah Allah s.w.t. berkuasa memberikan rezekinya kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan?
Daripada Sayyidina Khalid bin Al-Walid Radiallahu ‘anhu telah berkata : Telah datang seorang arab desa kepada Rasulullah S.A.W yang mana dia telah menyatakan tujuannya : Wahai Rasulullah! sesungguhnya kedatangan aku ini adalah untuk bertanya engkau mengenai apa yang akan menyempurnakan diriku di dunia dan akhirat. Maka baginda S.A.W telah berkata kepadanya, Tanyalah apa yang engkau kehendaki :

Dia berkata : Aku mahu menjadi orang yang alim

Baginda S.A.W menjawab : Takutlah kepada Allah maka engkau akan jadi orang yang alim

Dia berkata : Aku mahu menjadi orang paling kaya

Baginda S.A.W menjawab : Jadilah orang yang yakin pada diri maka engkau akan jadi orang paling kaya

Dia berkata : Aku mahu menjadi orang yang adil

Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah manusia yang lain sebagaimana engkau kasih pada diri sendiri maka jadilah engkau seadil-adil manusia

Dia berkata : Aku mahu menjadi orang yang paling baik

Baginda S.A.W menjawab : Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat maka engkau akan jadi sebaik-baik manusia

Dia berkata : Aku mahu menjadi orang yang istimewa di sisi Allah

Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan zikrullah nescaya engkau akan jadi orang istimewa di sisi Allah

Dia berkata : Aku mahu disempurnakan imanku

Baginda S.A.W menjawab : Perelokkan akhlakmu nescaya imanmu akan sempurna


Dia berkata : Aku mahu termasuk dalam golongan orang yang muhsinin ( baik )

Baginda S.A.W menjawab : Beribadatlah kepada Allah seolah-olah engkau melihatNya dan jika engkau tidak merasa begitu sekurangnya engkau yakin Dia tetap melihat engkau maka dengan cara ini engkau akan termasuk golongan muhsinin

Dia berkata : Aku mahu termasuk dalam golongan mereka yang taat

Baginda S.A.W menjawab : Tunaikan segala kewajipan yang difardhukan maka engkau akan termasuk dalam golongan mereka yang taat

Dia berkata : Aku mahu berjumpa Allah dalan keadaan bersih daripada dosa

Baginda S.A.W menjawab : Bersihkan dirimu daripada najis dosa nescaya engkau akan menemui Allah dalam keadaan suci daripada dosa

Dia berkata : Aku mahu dihimpun pada hari qiamat di bawah cahaya

Baginda S.A.W menjawab : Jangan menzalimi seseorang maka engkau akan dihitung pada hari qiamat di bawah cahaya


Dia berkata : Aku mahu dikasihi oleh Allah pada hari qiamat

Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah dirimu dan kasihanilah orang lain nescaya Allah akan mengasihanimu pada hari qiamat


Dia berkata : Aku mahu dihapuskan segala dosaku

Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan beristighfar nescaya akan dihapuskan ( kurangkan ) segala dosamu

Dia berkata : Aku mahu menjadi semulia-mulia manusia

Baginda S.A.W menjawab : Jangan mengesyaki sesuatu perkara pada orang lain nescaya engkau akan jadi semulia-mulia manusia


Dia berkata : Aku mahu menjadi segagah-gagah manusia

Baginda S.A.W menjawab : Sentiasa menyerah diri (tawakkal) kepada Allah nescaya engkau akan jadi segagah-gagah manusia


Dia berkata : Aku mahu dimurahkan rezeki oleh Allah

Baginda S.A.W menjawab : Sentiasa berada dalam keadaan bersih ( dari hadas ) nescaya Allah akan memurahkan rezeki kepadamu

Dia berkata : Aku mahu termasuk dalam golongan mereka yang dikasihi oleh Allah dan rasulNya

Baginda S.A.W menjawab : Cintailah segala apa yang disukai oleh Allah dan rasulNya maka engkau termasuk dalam golongan yang dicintai oleh Mereka

Dia berkata : Aku mahu diselamatkan dari kemurkaan Allah pada hari qiamat

Baginda S.A.W menjawab : Jangan marah kepada orang lain nescaya engkau akan terselamat daripada kemurkaan Allah dan rasulNya


Dia berkata : Aku mahu diterima segala permohonanku

Baginda S.A.W menjawab : Jauhilah makanan haram nescaya segala permohonanmu akan diterimaNya

Dia berkata : Aku mahu agar Allah menutupkan segala keaibanku pada hari qiamat

Baginda S.A.W menjawab : Tutuplah keburukan orang lain nescaya Allah akan menutup keaibanmu pada hari qiamat


Dia berkata : Siapa yang terselamat daripada dosa?

Baginda S.A.W menjawab : Orang yang sentiasa mengalir air mata penyesalan,mereka yang tunduk pada kehendakNya dan mereka yang ditimpa kesakitan


Dia berkata : Apakah sebesar-besar kebaikan di sisi Allah?

Baginda S.A.W menjawab : Elok budi pekerti, rendah diri dan sabar dengan ujian ( bala )


Dia berkata : Apakah sebesar-besar kejahatan di sisi Allah?

Baginda S.A.W menjawab : Buruk akhlak dan sedikit ketaatan


Dia berkata : Apakah yang meredakan kemurkaan Allah di dunia dan akhirat ?

Baginda S.A.W menjawab : Sedekah dalam keadaan sembunyi ( tidak diketahui ) dan menghubungkan kasih sayang

Dia berkata : Apakah yang akan memadamkan api neraka pada hari qiamat?

Baginda S.A.W menjawab : sabar di dunia dengan bala dan musibah



Telah berkata Imam Mustaghfirin: aku tidak pernah menjumpai hadis yang besar dan merangkumi kesempurnaan agama dan bermanafaat selain hadis ini….
Blog Widget by LinkWithin